Kamis, 10 Januari 2019

RANGKAIAN APLIKASI UAS

Tugas UAS

Rangkaian Sensor Pendeteksi Tangki Persediaan air Rumahan

[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]




  1. Mampu mensimulasikan rangkaian sensor LVDT dengan rangkaian ADC


2. Alat dan Bahan [kembali] 
  1. Resistor
    Sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam rangkaian
  2. Dioda 1N4001
    Sebagai penyearah tegangan
  3. Ground
    Berfungsi untuk meniadakan beda potensial sehingga jika ada kebocoran tegangan atau arus akan langsung dibuang
  4. Speaker
    Menghasilkan suara
  5. Capasitor
    Secara umum berfungsi untuk menyimpan energi dalam bentuk medan elektrik.
  6. Alternator(VSINE)
    Berfungsi sebagai sumber tegangan
  7.  Potensiometer-HG
    Sebagai pengatur hambatan
  8.  Transformer 2p2s2b
  9. AC Voltmeter
  10. TL 783
    Pengatur tegangan (voltage regulator) berfungsi menyediakan suatu tegangan keluaran  dc tetap yang tidak dipengaruhi oleh perubahan tegangan masukan, arus beban keluaran, dan suhu. Pengatur tegangan adalah salah satu bagian dari rangkaian catu daya DC. Dimana tegangan masukannya berasal dari tegangan keluaran filter, setelah melalui proses  penyearahan tegangan AC menjadi DC.


  11. LED Biru, Hijau, Kuning, Merah
    Sebagai Lampu Indikator


3. Landasan Teori[kembali]

     
Sensor linear variabel diferential transformer (LVDT) merupakan sensor yang  dapat membaca tekanan atau perubahan melalui pergerakan atau perubahan posisi inti magnet. Prinsip ini pertama kali digunakan pada tahun 1940-an. Pada saat ini LVDT digunakan sebagai sensor jarak, sensor sudut, dan sensor mekanik lainnya. Namun saat ini lebih sering digunakan sebagai sensor jarak.

 Sensor ini umumnya terdiri dari sebuah kumparan primer, dua kumpara sekunder, dan inti yang dapat bergerak. Kedua kumparan sekunder akan terpasang secara seri dan inti itu sendiri terbuat dari bahan feromagnetik.Bisa dikatakan bahwa sensor ini memungkinkan inti dapat naik turun secara bebas pada pengooperasian nya.

Berikut bentuk dari sensor LVDT yg digunakan (LVDT MODELLE GTX-1000):


Data Sheet :


  

4. Rangkaian Simulasi [kembali]




Prinsip Kerja :



KONDISI 1:

Pada saat potensio menunjukan 100% (yang artinya jarak permukaan air dan batas atas tangki 100%), maka arus yang dihasilkan minimum karena hambatan  pada potensi maksimum. Sehingga  tegangan suplay menghidupkan LED berwarna merah serta speaker berbunyi yang artinya air dalam keadaan sangat sedikit dan harus di isi lagi. 


KONDISI 2:

Pada saat potensio bernilai 70% (yang artinya jarak permukaan air dan batas atas tangki 70%), maka arus yang dihasilkan yaitu sebesar Vsumber/70% hambatan potensio.  Sehingga arus yang dihasilkan sudah dapat menhidupkan LED berwarna merah dan kuning yang artinya sudah sepatutnya air di isi kembali.

KONDISI 3:

Pada saat potensio telah bergeser ke 25% (yang artinya jarak permukaan air dan batas atas tangki 25%) maka arus yang dihasilkan yaitu sebesar Vsumber/25% hambatan potensio.  Sehingga arus yang dihasilkan sudah dapat menhidupkan LED berwarna merah, kuning dan hijau yang artinya air dalam tangki masih banyak.

KONDISI 4:
Pada saat potensio telah bergeser ke 5% (yang artinya jarak permukaan air dan batas atas tangki 5%) maka arus yang dihasilkan yaitu sebesar Vsumber/5% hambatan potensio (hampir maksimual).  Sehingga arus yang dihasilkan dapat menhidupkan semua LED merah, kuning, hijau, dan biru yang artinya tangki sudah penuh dan tidak perlu di isi lagi.

 Simulasi Rangkaian



5. Link Download [kembali]

Download Rangkaian di sini
Download Video Simulasi di sini

Sabtu, 05 Januari 2019

RANGKAIAN ADC SENSOR LVDT





  1. Mampu mensimulasikan rangkaian sensor LVDT dengan rangkaian ADC
  2. Menunjukkan perubahan dari sinyal yang dihasilkan oleh rangkaian LVDT dan ADC.


2. Alat dan Bahan [kembali] 
  1. Resistor
  2. Dioda 1N4001
  3. Ground
  4. Ossiloscope
  5. Capasitor
  6. Alternator(VSINE)

  7. Capasitor Polarized
  8.  Potensiometer-HG
  9.  Transformer 2p2s2b
  10. AC Voltmeter
  11. Switch
  12. Rangkaian ADC
  13. LED

    3. Landasan Teori[kembali]

          Pada rangkaian ini, teori dan prinsipnya sama dengan rangkaian sebelumya, tetapi rangkaian ini menggunakan rangkaian ADC untuk menentukan nilai keluaran dalam bentuk hasil logika dan dapat mengubah nilai digital ke analog.

    Komponen ADC
    Data Sheet


    Analog To Digital Converter atau yang juga kita kenal dengan istilah ADC adalah perangkat yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog ke sinyal digital. Bentuk ADC bermacam-macam, ada yang berupa modul rangkaian elektronika, ada pula yang berupa chip atau IC.
    Pada prakteknya, ADC atau Analog To Digital Converter berfungsi untuk menjembatani pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital. Dalam kehidupan sehari-hari, Analog To Digital Converter punya banyak sekali manfaat, diantaranya untuk pengatur proses industri, komunikasi digital, serta rangkaian pengukuran atau pengujian.

    ADC juga banyak digunakan sebagai sensor yang mayoritas berupa analog dengan sistem komputer seperti sensor suhu, sensor cahaya, sensor tekanan atau berat, sensor aliran dan lain sebagainya, kemudian diukur dengan menggunakan sistem digital (komputer). ADC memiliki dua karakter prinsip yakni kecepatan sampling dan juga resolusi.

    Sebenarnya prinsip kerja dari ADC sangatlah simpel, yakni dengan cara mengkonversi sinyal analog atau sinyal kontinue ke dalam bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan antara sinyal input dan juga tegangan referensi. Oleh sebab itu dapat digunakan persamaan signal = (sample/max_value) x reference_voltage

    Diagram konfigurasi pin ADC0804 ditunjukkan pada gambar,


    •  Pin 11 sampai 18 (keluaran digital) adalah keluaran tiga keadaan, yang dapat dihubungkan langsung dengan bus data bilamana diperlukan. Apabila CS (pin 1) atau RD (pin2) dalam keadaan high (“1”), pin 11 sampai 18 akan mengambang (high impedanze), apabila CS dan RD rendah keduanya, keluaran digital akan muncul pada saluran keluaran. Sinyal mulai konversi pada WR (pin 3). Untuk memulai suatu konversi, CS harus rendah. Bilamana WR menjadi rendah, konverter akan mengalami reset, dan ketika WR kembali kepada keadaan high, konversi segera dimulai.
    • Konversi detak konverter harus terletak dalam daereh frekuensi 100 sampai 800kHz. CLK IN ( pin 4) dapat diturunkan dari detak mikrokontroller, sebagai kemungkinan lain, kita dapat mempergunakan pembangkit clock internal dengan memasang rangkaian RC antara CLN IN ( pin 4) dan CLK R ( pin 19). 
    • Pin 5 adalah saluran yang digunakan untuk INTR, sinyal selesai konversi. INTR akan menjadi tinggi pada saat memulai konversi, dan akan aktif rendah bila konversi telah selesai. Tepi turun sinyal INTR dapat dipergunakan untuk menginterupsi sistem mikrokontroller, supaya mikrokontroller melakukan pencabangan ke subrutine pelayanan yang memproses keluaran konverter. 
    • Pin 6 dan 7 adalah masukan diferensial bagi sinyal analog. A/D ini mempunyai dua ground, A GND (pin 8) dan D GND ( pin10). Kedua pin ini harus dihubungkan dengan ground. 
    • Pin 20 harus dihubungkan dengan catu daya +5V. Pada A/D 0804 merupakan tegangan referensi yang digunakan untuk offset suatu keluaran digital maksimum.

    Cara Kerja ADC
    Chip select ( CS ) diaktifkan dahulu dengan cara memberikan logika nol, apabila ADC yang dipakai hanya satu maka cukup hubungkan saja kaki CS ke ground, sehingga ADC akan selalu dalam keadaan aktif. Kemudian Start of Conversion ( SOC ) dilakukan dengan mememberi logika High-Low-High pada kaki WR. Setelah menerima kondisi tersebut, ADC 0804 mulai melakukan konversi yang memerlukan waktu sekitar 64 periode sinyal denyut pada kaki clock. Setelah proses konversi selesai , ADC akan memberikan logika nol pada kaki INTR yang akan menginterupsi mikrokontroller, sehingga mikrokontroller tahu bahwa proses konversi telah selesai. Berikutnya mikrokontroller mulai mengambil data hasil konversi yang telah selesai, untuk mengambil data mikrokontroller harus meberikan logika nol terlebih dulu pada kaki RD. setelah logika nol diterima oleh kaki RD, akan mengakibatkan penyangga ( tristate buffer ) pada DB0-DB7 “membuka”, sehingga data hasil konversi bisa diambil oleh mikrokontroller



      

    4. Rangkaian Simulasi [kembali]



    Prinsip Kerja :


     Sama seperti prinsip kerja rangkaian sebelumnya, LVDT mempunyai prinsip kerja berdasarkan variabel induktansi. LVDT mempunyai komponen yang terdiri dari inti besi yang bisa bergerak, kumparan primer, dan dua kumparan sekunder. kumparan primer akan terhubung dengan tegangan AC sebagai tegangan acuan. kumparan sekunder terletak si kiri dan di kanan kumparan primer yang saling terhubung secara seri satu sama lain.


    Arus akan mengalir pada rangkaian dari sumber AC, lalu akan melewati potensiometer kemudian akan diterus kan ke trafo. Pada rangakain trafo lilitan primer di ukur tegangannya dan timbullah induksi yang menyebabkan terjadinya GGL (gaya gerak listrik) pada kumparan sekunder sehingga terbentuklah arus listrik. Arus listrik akan diterus kan menuju jembatan dioda. Saat arus positif, maka akan masuk ke D1, lalu melewati resistor dan diteruskan ke D4. Saat arus negatif, maka akan melewati D2, lalu melewati resistor dan menuju D3. Saat lepas dari jembatan dioda maka akan keluar input pada rangkaian dan output dipasang voltmeter untuk membandingkan tegangan awal dan akhir. 

    Tegangan output akan di hubungkan menuju V+ ADC, serta ground sensor denganV- ADC. Pada rangkaian ADC akan melakukan logika dan perhitungan secara digital sehingga didapat kan hasil berupa logika 1(BENAR) atau logika 0(SALAH).ini akan di tunjukkan oleh LED yang menyala atau mati. Cara perhitungannya yaitu dengan menjumlahkan bilangan biner dari LED yang menyala yaitu LED pertama 2 pangkat 0, kedua 2 pangakat 1, dan seterusnya sampai 2 pangkat 8. Disini menggunakan saklar untuk pembanding led yang hidup jika nilai potensio meter dirubah. 

    Selanjutnya untuk nilai tegangan AC di awal sebelum arus melewati rangkaian trafo, nilai tegangan akan semakin besar jika potensiometer diubah menjadi persentase yang rendah, dan begitu pula sebaliknya, jika potensiometer diubah menjadi persentase besar, maka tegangan akan bernilai kecil. sedangkan nilai tegangan AC diakhir atau sesudah arus melewati trafo, jika potensiometer diubah, nilai tegangannya sama seperti tegangan awal hanya saja nilainya lebih kecil dari tegangan awal. itulah nilai pembanding tegangan awal dan akhir.





    Video Simulasi















     


    5. Link Download [kembali]


    Download Rangkaian di sini
    Download Video Simulasi di sini





    Jumat, 04 Januari 2019

    RANGKAIAN KOMPONEN SENSOR LVDT






    1.  Mampu memahami  sensor LVDT dan aplikasinya 
    2.  Mampu membuat rancangan sensor LVDT di Proteus
    3.  Mampu mensimulasikan rancangan sensor LVDT


    2. Alat dan Bahan [kembali] 
    1. Resistor
    2. Dioda 1N4001
    3. Ground
    4. Ossiloscope
    5. Alternator
    6. Capasitor Polarized
    7.  Potensiometer-HG
    8.  Transformer 2p2s2b
    9. AC Voltmeter

      3. Landasan Teori[kembali]

           Sensor LVDT


      LVDT adalah : suatu transduser elektromekanik yang dapat mengkonversikan pergerakkan rectilinier dari suatu objek menghasilkan keluaran elektrik yang sesuai dengan perpindahan core . 


      • Linier         

      Variasi tegangan secara linier sesuai dengan perubahan posisi core. 

      • Differential 

      Tegangan keluar  LVDT merupakan differential (beda) tegangan yang terjadi antara lilitan primer dengan lilitan sekunder kiri dan lilitan primer dengan lilitan sekunder kanan.

      Struktur Internal LVDT
      • Dua lilitan skunder kiri dan kanan dipisahkan oleh sebuah lilitan primer yang menjadi pusatnya dan jarak lilitan primer ke masing-masing lilitan sekunder adalah simetris
      • Core adalah elemen yang bergerak pada LVDT, berbentuk pipa yang terpisah yang terbuat dari bahan yang memiliki permeabilitas magnetik. Core bebas bergerak secara  aksial terhadap coil dan secara mekanik dikopelkan pada objek yang akan diukur posisinya. 
      • Pipa yang digunakan terbuat dari bahan non feromagnetik, kemudian kedua kumparan tersebut dihubungkan dengan seri dalam jumlah lilitan yang sama tapi secara berlawanan.
      • Coil adalah lilitankan pada satu potong bentuk cekungan yang terbuat dari polymer bertulang kaca yang memiliki kestabilan suhu tinggi.
      • Diamankan dalam sebuah rumahan silinder yang terbuat dari stainless stell. 

      Dalam aplikasinya, output terhubung dalam bentuk yang berlawanan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar .tegangan output individu sekunder v1 dan v2 pada posisi nol diilustrasikan pada Gambar . Namun, dalam hubungan yang berlawanan, setiap perpindahan dalam posisi inti x dari titik nol menyebabkan amplitudo output tegangan dan perbedaan fasa α berubah. Bentuk gelombang keluaran v berhubungan dengan posisi inti ditunjukkan pada Gambar. Ketika inti diposisikan di tengah, ada dalam pasangan yang sama antara gulungan primer dan sekunder, sehingga memberikan titik nol atau titik referensi dari sensor. Selama inti tetap dekat pusat pengaturan kumparan, output sangat linier. Rentang linier transformator diferensial komersial jelas ditentukan, dan perangkat jarang digunakan di luar rentang linier ini.

      Prinsip Kerja LVDT
      Inti berada di tengah-tengah maka :

      Flux S1 = S2

      Tegangan induksi E1 = E2

      Enetto = 0 

      Inti bergerak ke arah S1 maka :

      Flux S1 > S2

      tegangan induksi E1 > E2,

      Enetto = E1 - E2 

      Inti bergerak ke arah S2 maka :

      Flux S1 < S2

      Tegangan induksi E1 < E2

      Enetto = E2 – E1

      Sensor LVDT adalah suatu sensor yang bekerja berdasarkan prinsip trafo diferensial dengan gandengan variabel antara kumparan primer dan kumparan sekunder. Prinsip ini pertama kali dikemukakan oleh Schaevits pada tahun 1940-an.Pada masa sekarang sensor LVDT telah secara luas diunakan. Pada aplikasinya LVDT dapat digunakan sebagai sensor jarak, sensor sudut, dan sensor mekanik lainnya.Untuk kali ini sensor ini diaplikasikan sebagai sensor jarak. Suatu LVDT pada dasarnya terdiri dari sebuah kumparan primer, dua buah kumparan sekunder dan inti dari bahan feromagnetik. Kumparan-kumparan tersebut dililitkan pada suatu selongsong, sedangkan inti besi ditempatkan didalam rongga selongsong tersebut. Selongsong ini terbuat dari bahan non-magnetik. Kumparan primer dililitkan ditengah selongsong, sedangkan kedua kumparan sekunder dililitkan disetiap sisi kumparan primer. Kedua kumparan sekunder ini dihubungkan seri secara berlawanan dengan jumlah lilitan yang sama. 

      Secara skematik LVDT dapat digambarkan seperti pada Gambar di atas Pada ujung-ujung kumparan primer diberikan tegangan eksitasi yang berupa sinyal yang dihasilkan oleh oscilator Keluaran dari sensor ini diambil dari ujung-ujung kumparan sekunder. Besar tegangan keluaran LVDT bergantung kepada posisi inti. Pada saat posisi inti. Pada saat posisi inti besi ditengah, GGL yang diinduksi oleh kumparan sekunder 1 dan 2 sama besar. Tetapi karena kedua kumparan sekunder dihubungkan seri secara berlawanan maka tegangan keluaran akan sama dengan nol. Jika inti besi kita geser kearah kiri maka kumparan sekunder 1 akan mendapat rapat fluks yang lebih tinggi dibandingkan dengan kumparan sekunder 2. Akibatnya GGl induksi pada kumparan sekunder 1 akan lebih besar daripada kumparan sekunder 2. Tegangan keluaran yang dihasilkan merupakan selisih tegangan kedua kumparan sekunder. Hubungan antara tegagan keluaran dan pergesaran inti LVDT adalah linier pada selang jarak tertentu. Hubungan antara tegangan keluaran U dengan posisi inti besi x linier saat inti berada ditengah selongsong, dan tidak linier saat inti berada di pinggirpinggir selongsong. LVDT dapat digunakan untuk mengukur  pergeseran/perubahan jarak. Untuk keperluan ini kita hubungkan pegangan inti LVDT ke bagian yang akan diukur pergerakannya.

      Grafik Respon Sensor






      Bentuk Sensor LVDT






      Pengaplikasian Sensor LVDT:

      1. Sensor level fluida : yaitu digunakan untuk menentukan posisi atau ketinggian permukaan suatu zat cair. biasanya digunakan pada sensor pendeteksi banjir atau pengukur ketinggian permukaan air  sungai.

      berikut bentuk sensor LVDT pada sensor pengkur level fluida:

       2. Sensor perpindahan induktif : yaitu sensor yang digunakan untuk menentukan perpindahan induktif.sensor ini dipilih karena keandalannya dalam kondisi yang relatif keras. Karena mereka memberikan kualitas sinyal yang tinggi, stabilitas suhu, ketahanan terhadap guncangan dan getaran, contohnya :




      Kelebihan dan kekurangan sensor LVDT
      • Kelebihan
      1. Bebas Gesekan.
             Pada sensor LVDT memungkinkan inti bergerak tanpa gesekan atau tidak bersentuhan dengan kumparan LVDT sehingga tidak ada gesekan. Fitur ini memungkinkan pada pengujian bahan, pengukuran getaran perpindahan dan resolusi yang tinggi.

      2. Resolusi Tak Terbatas.
             Sensor LVDT mempunyai  resolusi takterbatas. Sensor ini hanya dibatasi oleh kebisingan di sinyal kondisioner dan output resolusi layar.

      3. Masa Jangka Yang Tak Terbatas.
             Karena tidak ada kontak langsung antara inti dan kumparan maka tidak ada aus atau bergesekan. aplikasi ini sangat berguna pada aplikasi pesawat tebang, satelit dan kendaraan luar angkasa.
      4. Tahan Kerusakan Overtravel.
             inti dari LVDT memungkinkan untuk lulus sepenuhnya melalui sensor perakitan koil tanpa menyebabkan kerusakan.

      5. Respon Cepat dan Dinamis.
              karena tidak adanya gesekan selama operasi memungkinkan sensor LVDT untuk merespn secara sangat cepat terhadap posisi inti terhadap kumparan.

      6. Output Bersifat Absolut.
              jika terjadi kehilangan daya secara mendadak pada sensor, maka data posisi yang dikirim dari sensor tidak akan hilang.
       
      • Kekurangan
      1. LVDT baru bekerja jika ada kontak antara armature dan transformer.

      2.Pengukuran dinamis dibatasi tidak lebih dari 1/10 dari LVDT resonansi        frekuensi. Di beberapa kasus, hasilnya lebih dari 2 kHz.
       
      4. Rangkaian Simulasi [kembali]



      Prinsip Kerja :


         Pada rangkaian sensor  LVDT mempunyai prinsip kerja berupa variabel induktansi. pada rangkaian sensor LVDT diatas diwakilkan dengan trafo dan AC voltmeter untuk melihat hasil keluaran tegangan dalam bentuk digital. LVDT mempunyai komponen yang terdiri dari inti besi yang bisa bergerak yaitu menggunakan 1 kumparan primer dan 2 kumparan sekunder. kumparan primer akan terhubung dengan tegangan AC sebagai tegangan acuan. sedangkan kumparan sekunder terletak di sebelah kiri dan kanan kumparan primer yang terhubung secara seri. 

        Kemudian arus akan mengalir pada rangkaian dari sumber AC, lalu akan melewati potensiometer dan akan diteruskan ke rangkaian trafo. pada rangakaian trafo lilitan primer di ukur tegangannya. kemudian akan terjadi induksi yang menyebabkan terjadinya GGL(gaya gerak listrik) pada kumparan sekunder sehingga terbentuk arus listrik. Arus listrik akan diteruskan menuju jembatan dioda. 


          Saat arus positif maka akan masuk ke D1, lalu melewati resistor dan diteruskan ke D4.  => Saat arus negatif maka akan melewati D2, lalu melewati resistor dan menuju D3. 

         Saat lepas dari jembatan dioda maka akan keluar input pada rangkaian. untuk hasil Output dipasang voltmeter untuk membandingkan tegangan awal pada saat sebelum adanya tegangan dan sesudah adanya tegangan. Kemudian untuk melihat perubahan bentuk gelombang dapat menggunkan osilloscope.


      Output Gelombang pada Ossiloscope


      Video Simulasi





      5. Link Download [kembali]

      Download Rangkaian di sini
      Download Video Simulasi di sini